Kamis, 03 Desember 2009
Bernafas Perlahan Bermanfaat Buat Kesehatan
Sepertinya tak mungkin kita dapat secara terus menerus terfokus pada cara kita bernafas. Selain sewaktu kecil kita disarankan orang tua kita juga dokter untuk bernafas hanya lewat hidung dan menarik nafas dengan mendalam, semua orang membentuk kebiasaan bernafas mereka sendiri-sendiri, yang sepertinya susah untuk diubah. Dan mungkin kita semua telah membuat kesalahan serius yang sedikit membawa pengaruh pada kesehatan kita.
Para ilmuwan di National Institute of Health telah mengajukan sebuah teori yang bisa jadi sebuah penemuan sensasional. Para ilmuwan ini meyakini kalau bernafas memegang kunci dalam rahasia keteraturan tekanan darah. Menurut teori yang mereka luncurkan, seseorang dapat terhindar dari resiko tekanan darah tinggi secara significant dengan menurunkan sejumlah hirupan dan hembusan nafas per menit selama periode kecil setiap hari. Seseorang yang menghirup dan menghembuskan nafas lebih dari sepuluh kali dalam semenit dalam jumlah terbatas dianggap mencapai hasil yang bagus.
Sejatinya, masalah ini masih dalam penelitian. Para spesialis baru-baru ini melakukan pengumpulan bukti untuk mendukung penemuan mereka. Sebuah alat khusus dibuat untuk mendukung penelitian ini. Benda ini membantu para pasien yang menderita tekanan darah tinggi guna belajar cara bernafas dengan perlahan. Hasil dari studi ini melibatkan peralatan yang betul-betul mengesankan. Tekanan darah dari para pasien yang biasanya berkisar antara 10 menit sehari selama dua bulan berkurang rata-rata antara 10 hingga 15 poin.
Sebenarnya, apa sih manfaat bernafas dengan perlahan pada tekanan darah? Pertama, para ilmuwan ini menemukan kalau bernafas dengan perlahan, teratur dan dalam-dalam mengarahkan pada relaksasi dan pengembangan denyut jantung. Namun, para ilmuwan menyimpulkan kalau perlengkapan tersebut tak cukup memadai untuk menghasilkan efek utama dan panjang. "Dalam sebuah cara, ini masih seperti 'kotak hitam'," ujar Dr. William Jay Elliot yang memimpin penelitian.
Sementara itu, serangkaian tes pada hewan dilakukan untuk menemukan hubungan antara bernafas dan metabolisme, dimana dianggap memiliki pengaruh pada tekanan darah. Sudah diketahui secara luas bahwa seseorang merasakan efek kuat dari stress dalam keseharian. Stress memicu percepatan nafas lebih dari biasanya secara refleks. Sebagai hasilnya, setiap nafas membawa sejumlah besar oksigen ke dalam darah. Proses tersebut memiliki efek menguntungkan pada aktivitas otak. Disisi lain, terlalu banyak oksigen dalam darah dapat menghalangi kemampuan ginjal menyaring sodium dari tubuh. Sementara sodium berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.
"Jika Anda melewatkan banyak waktu di balik meja dan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam, ginjal Anda akan kurang efisien untuk memindahkan zat garam tersebut dari tubuh Anda, Anda dapat memperbaiki situasi ini dengan melakukan jalan-jalan secara teratur di hutan (tempat yang banyak tetumbuhan-red)," ujar Dr. David Anderson yang melakukan penelitian hubungan antara hipertensi dan tingkah laku manusia.
Memang, teknik pernafasann ini belum terbukti efektif akan dapat membantu melawan gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan banyak lagi penyakit lain yang disebabkan oleh hipertensi. Namun dengan penelitian yang terus dilakukan, diharapkan teknik pernafasan ini dapat jadi obat mujarab bagi hipertensi yang selama ini dianggap penyakit yang cukup mematikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar