Otak Tikus Penyembuh Alzheimer
Senil Demensia adalah suatu istilah umum untuk menguraikan perubahan aneka macam mental dan emosional yang sering ditemukan pada lansia, terutama yang berusia lebih dari 70 tahun. Kondisi tersebut disebut juga seniliti atau senil psikosis. Ditandai dengan berbagai derajat gangguan dari fungsi-fungsi intelektual, gangguan ingatan serius, terutama hal-hal yang baru saja terjadi, disorientasi tempat dan waktu, ketidakmampuan menangani hitungan-hitungan numerik, memperhatian dalam jangka waktu lama, mudah tertanggu, tak menyukai humor dan gejala perubahan kepribadian dramatik lainnya.
Penyebab terjadinya Demensia Senil ini ada hubungannya dengan degenerasi yang terjadi secara berangsur-angsur. Ini disebabkan mundurnya fungsi jaringan di cerebral cortex (lapisan luar otak) dan gangguan sel-sel lainnya yang cukup serius.
Ada lagi penyakit yang mirip senil demensia ini yaitu yang disebut Alzheimer. Nama penyakit ini beberapa tahun lalu menjadi mencuat di media massa karena mantan presiden AS, Ronald Reagan, terserang penyakit tersebut. Alzheimer mirip dengan senil demensia, tapi uniknya alzheimer juga bisa menyerang usia yang lebih muda, mulai sekitar 40 sampai 60 tahun. Gejala spesifiknya, yaitu gangguan ingatan progresif, mundurnya fungsi intelektual, disorientasi dan apatis. Alzheimer disebabkan oleh atrophy atau mengecilnya jaringan otak, terutama bagian lobi depan, samping dan belakang. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini ditemukan oleh dokter ahli saraf asal Jerman bernama Alois Alzheimer (1894-1915).
Harapan untuk bisa sembuh dari penyakit ini datang dari AS. Para ilmuwan di Harvard Medical School, belum lama ini berhasil mengurangi gejala Alzheimer pada beberapa jenis hewan hidup. "Ide ini bisa menjadi kejutan," kata salah seorang periset dari Univ. Kedokteran Harvard. Menurutnya uapaya mengurangi gejala Alzheimer dan berusaha menyembuhkannya adalah dengan cara membor tengkorak tikus hidup untuk diambil beberapa bagian otaknya. Protein yang terdapat pada tikus kecil atau tikus putih ini diyakini bisa memblok gejala kemunduran pada penderita Alzheimer. Mereka telah mencobanya pada hewan yang dikondisikan berpenyakit degenerasi dini ini. Ternyata dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari, gejala akutnya mulai menurun, "Inilah harapan bagus bagi para penderita penyakit fatal ini," kata jubir di Lab. Univ. Kedokteran Harvard.
Sumber Data : Koran PR, Olimpiade.Org
Senil Demensia adalah suatu istilah umum untuk menguraikan perubahan aneka macam mental dan emosional yang sering ditemukan pada lansia, terutama yang berusia lebih dari 70 tahun. Kondisi tersebut disebut juga seniliti atau senil psikosis. Ditandai dengan berbagai derajat gangguan dari fungsi-fungsi intelektual, gangguan ingatan serius, terutama hal-hal yang baru saja terjadi, disorientasi tempat dan waktu, ketidakmampuan menangani hitungan-hitungan numerik, memperhatian dalam jangka waktu lama, mudah tertanggu, tak menyukai humor dan gejala perubahan kepribadian dramatik lainnya.
Penyebab terjadinya Demensia Senil ini ada hubungannya dengan degenerasi yang terjadi secara berangsur-angsur. Ini disebabkan mundurnya fungsi jaringan di cerebral cortex (lapisan luar otak) dan gangguan sel-sel lainnya yang cukup serius.
Ada lagi penyakit yang mirip senil demensia ini yaitu yang disebut Alzheimer. Nama penyakit ini beberapa tahun lalu menjadi mencuat di media massa karena mantan presiden AS, Ronald Reagan, terserang penyakit tersebut. Alzheimer mirip dengan senil demensia, tapi uniknya alzheimer juga bisa menyerang usia yang lebih muda, mulai sekitar 40 sampai 60 tahun. Gejala spesifiknya, yaitu gangguan ingatan progresif, mundurnya fungsi intelektual, disorientasi dan apatis. Alzheimer disebabkan oleh atrophy atau mengecilnya jaringan otak, terutama bagian lobi depan, samping dan belakang. Penyakit yang belum bisa disembuhkan ini ditemukan oleh dokter ahli saraf asal Jerman bernama Alois Alzheimer (1894-1915).
Harapan untuk bisa sembuh dari penyakit ini datang dari AS. Para ilmuwan di Harvard Medical School, belum lama ini berhasil mengurangi gejala Alzheimer pada beberapa jenis hewan hidup. "Ide ini bisa menjadi kejutan," kata salah seorang periset dari Univ. Kedokteran Harvard. Menurutnya uapaya mengurangi gejala Alzheimer dan berusaha menyembuhkannya adalah dengan cara membor tengkorak tikus hidup untuk diambil beberapa bagian otaknya. Protein yang terdapat pada tikus kecil atau tikus putih ini diyakini bisa memblok gejala kemunduran pada penderita Alzheimer. Mereka telah mencobanya pada hewan yang dikondisikan berpenyakit degenerasi dini ini. Ternyata dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari, gejala akutnya mulai menurun, "Inilah harapan bagus bagi para penderita penyakit fatal ini," kata jubir di Lab. Univ. Kedokteran Harvard.
Sumber Data : Koran PR, Olimpiade.Org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar